Event: Malam Membaca Maskirbi

Malam Membaca Maskirbi

Sebuah acara untuk mengenang penyair Aceh almarhum Maskirbi akan digelar malam ini (9/10) di Indoor Taman Budaya Banda Aceh, Jalan Teuku Umar – Seutui Banda Aceh dengan bertajuk In Memoriam: Malam Membaca Maskirbi.

Event yang bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun ke-61 Maskirbi akan menampilkan pembacaan puisi dan musik yang akan dihadirkan oleh Sujiman A.Musa, H.Syamsul Kahar, Moritza Thaher, Rafly, Rahmad Sanjaya, Hasbi Burman, Ridwan Amran, Jamal Taloe, Arifin Tambunan, Doel Cp Allisah, Din Saja, De Keumalawati, Agus PMTOH, Hilman Rizqan, Aulia, Azhari Aiyub, MY.Bombang, Razlina Reichardt, Zoelfikar Sawang, Ustad Ridha Yuwardi, Ustad Ilham Syahputra, Sh, dan lain-lain.

Pada hari yang sama juga akan diadakan acara DOA dan TAHLIL BERSAMA untuk para seniman Aceh yang sudah meninggal seperti Maskirbi, Hasyim KS, Cut Sofyan, AA Manggeng Putra, Syeh Wan (Marwan Abdulllah), Adnan PMTOH dan almarhum tokoh seniman Aceh lainnya, yang bertempat di Meunasah Tuha Taman Budaya Aceh pada jam 16:00 WIB.

Maskirbi dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja, dan bagi beberapa seniman Aceh, dia adalah seorang guru yang sangat sabar dan bijaksana. Bernama asli Mazhar, Maskirbi adalah putra Aceh Selatan kelahiran 9 Oktober 1952 di Tarutung, Tapanuli Utara. Aktif di dalam syair, teater dan sastra sejak tinggal di Sumatera Utara, kemudian pindah ke Banda Aceh dan bekerja sebagai Pegawai Taman Budaya.

Di Banda Aceh, Maskirbi mendirikan teater Mata dan sempat tampil di kota-kota besar di Aceh dan kota-kota lainnya di Indonesia. Maskirbi pernah menjadi Sekretaris Dewan Kesenian Aceh (DKA) periode 1995–2000.

Bencana sunami yang melanda Aceh 26 desember 2004 membawa Maskirbi kembali ke Penciptanya. Maskirbi tinggal di Perumnas Mutiara Cemerlang, Kajhu.

Karya-karya Maskirbi banyak yang diterbitkan di dalam banyak antologi, seperti:

  • Antologi Riak (1972)
  • Kami Koma Kamu (1977)
  • Kande (1982)
  • Ranub (1982)
  • Antologi Penyair Aceh (1986)
  • Puisi Indonesia (1987)
  • Sosok I (1993)
  • Sosok II (1994)
  • Seulawah: Antologi Sastra Aceh Sekilas Pintas (1995)

Pada tahun 1990, dia menerbitkan buku kumpulan puisi secara tunggal yang diberi nama Mataharikah Matanya.

Facebook Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: