Jazz Fake Book, apakah itu?

Musisi, terutama yang memainkan jenis musik jazz pasti akrab dengan istilah fake book ataupun real book,  tetapi mungkin tidak tahu bagaimana asal muasal adanya fake book. Www.musik.or.id mencoba mengungkapkan asal mula istilah ini kepada para pembaca. Check it out!

Fake book adalah kumpulan lembaran notasi musik yang berisikan melodi lagu, kunci dasar dan lirik, dan memberikan informasi minimal yang dibutuhkan seorang musisi untuk memainkan sebuah lagu tanpa adanya persiapan sebelumnya.

Arti “fake” dalam hal ini menurut kamus online merriam-webster adalah “to improvise” atau berimprovisasi. Jadi, dengan adanya fake book, seorang musisi secara impromptu (tanpa persiapan) dapat memainkan sebuah lagu dengan berimprovisasi berdasarkan informasi melodi, kord dan lirik yang tersedia pada lembaran notasi.

Fake book menjadi sesuatu yang illegal di Amerika Serikat di awal-awal kemunculannya disebabkan dicetak dan diedarkan tanpa menghiraukan adanya hak cipta dan kewajiban membayar royalti kepada pemilik lagu.

Sejarah Fake Book (Source: Pop Song Piracy, Fake Books, and a Pre-history of Sampling by Barry Kernfeld)

Seorang direktur radio bernama George Goodwin menerbitkan 100 lembar kartu yang diberi nama Tune-Dex Cards atau tune index cards di bulan Mei 1942. Bentuknya persis seperti kartu index pustaka yang ada di Amerika masa itu berukuran 3×5 inci. Tune-Dex cards berisikan notasi musik untuk melodi, kord dasar dan lirik dan halaman belakangnya berisikan informasi mengenai judul, pengarang, penerbit dan hak cipta.

Source: vintagedisneyalice.blogspot.com
Contoh Tune-Dex (depan)

Contoh Tune-Dex (belakang) Source: vintagedisneyalice.blogspot.com
Source: vintagedisneyalice.blogspot.com

Tune-Dex cards lumayan bagus penjualannya karena sangat membantu seorang musisi untuk memainkan sebuah lagu secara impromptu (mendadak/tanpa persiapan). Terjual 25 ribu lembar hingga berhenti diproduksi di tahun 1963 karena memburuknya kesehatan Goodwin. Goodwin meninggal dunia pada tahun 1965.

Iklan Tune-Dex
Iklan Tune-Dex

Iklan Tune-Dex 02
Source: Pop Song Piracy, Fake Books, and a Pre-history of Sampling by Barry Kernfeld

Bentuknya berupa kartu ternyata merepotkan banyak orang. Bayangkan ada ratusan Tune-Dex cards yang tidak disortir pasti membuat susah seorang musisi menemukan judul yang diinginkan ketika adanya permintaan lagu-lagu tertentu.

Di masa itu tidak ada penerbit yang mau menjadikan sebuah buku kumpulan notasi lagu karena dikhawatirkan akan mempengaruhi penjualan music sheet.

Para gangster melihat kesempatan ini. Mereka mereproduksi Tune-Dex dan menjadikannya dalam bentuk sebuah buku yang berjudul Fake Book Volume 1 pada tahun 1949 dan dijual dengan harga 10 -25 dollar. Ternyata buku yang berisi kumpulan Tune-Dex yang terorganisir dan ter-index dengan baik menjadikannya sangat mudah saat digunakan. Fake Book menjadi sangat laris. Kemudian bermunculanlah banyak sekali fake book yang lain,  yang tentunya, tidak mencantum siapa penerbitnya.

FBI pun bereaksi dan mulai menyelediki Fake Book karena adanya pelanggaran hak cipta, dan menangkap orang-orang. Dalam laporan  FBI terungkap bahwa hampir semua musisi profesional mempunyai buku tersebut. Barry Kenrfeld menulis hanya dua orang dijadikan tersangka dan dihukum berdasarkan hasil penelitiannya dalam menyusun buku Pop Song Piracy, Fake Books, and a Pre-history of Sampling, dan mereka pun hanya dikenakan hukuman minimum di tahun 60-an.

Fake book terus bermunculan dengan berbagai model dan mulai menjurus ke genre-genre spesifik. Banyak juga buku yang memberikan notasi yang tidak akurat.

Kenapa fake book identik dengan Jazz? Di awal kemunculannya fake book berisikan lagu-lagu yang dikategorikan Jazz Standard, dan sesuai dengan namanya “fake” (improvisasi) tentunya menjadi makanan musisi Jazz di era itu.

Real Book

Pada awal 70-an, sekolompok mahasiswa Berklee College of Music di Boston secara rahasia menyusun sebuah buku yang diberi judul Real Book sebagai penyempurnaan ketidakakuratan isi dari buku-buku Fake Book yang beredar di Amerika. Mereka menulis dan menyusunnya kembali, mengatur daftar isi dan penomoran halaman yang baik, serta memasukkan juga lagu-lagu jazz baru yang ngetop di era itu. Seperti halnya fake book, The Real Book juga ilegal dan diedarkan secara underground. The Real Book menjadi sangat populer dan bahkan di kemudian hari muncul “bajakan” yang sedikit berbeda isinya.

The Real Book edisi ke 6 diterbitkan secara legal dan mengikuti peraturan hak cipta yang berlaku. Sekarang bermunculan banyak Fake Book dan Real Book yang diterbitkan secara legal oleh penerbit-penerbit terkemuka.

Jazz musicians, tunggu apa lagi? buka Fake Book mu, and FAKE IT!

Source: Barry Kernfeld, Wikipedia, etc

Facebook Comments

One thought on “Jazz Fake Book, apakah itu?

  • July 21, 2013 at 1:21 am
    Permalink

    Halo Mirza artikel kamu tentang fake book menarik sekali, singkat. padat, dan informatif. Abang kangen ngejam dgn kalian musisi jazz Aceh,
    Saleum

    Reply

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: