Musik membuat otak lepaskan senyawa pembuat senang

Photo Source: explodingdog
Photo Source: explodingdog
Tak peduli apa pun jenisnya, musik membuat otak melepaskan senyawa yang membuat orang senang.
Menurut penelitian yang dilakukan di McGill University, Montreal, ada zat dalam otak yang terlibat dalam menikmati musik. Penelitian ini dilakukan Robert Zatorre dan Valorie Salimpoor dari McGill University dan ditampilkan online dalam jurnal  Nature Neuroscience, Minggu (9/11).
Penelitian ini memperdalam penelitian sebelumnya yang menyebutkan kemungkinan peran dopamin, zat dalam sel otak yang berguna untuk komunikasi.
Dalam penelitiannya, Zatorre dan Salimpoor menggunakan pemindaian otak selama relawan  mendengar musik. Hasil menunjukkan, sambil membantu membuat kita merasa kesenangan, dopamin juga membantu munculnya efek euforia, seperti, efek obat-obatan. Hal itulah yang menjelaskan musik bersifat universal dan melintasi batas-batas budaya.
Para peneliti melakukan eksperimen dengan memindai otak delapan relawan yang dipilih karena mereka mengaku merasa tergugah oleh bagian tertentu dalam alunan musik kesayangan mereka. Karakteristik itu membuat para peneliti dapat mempelajari cara otak mengantisipasi musik.
Hasilnya, menurut Zatorre, orang yang menikmati musik tapi tidak merasa tergugah, juga mengalami efek dopamine.
Pemindaian otak menunjukkan otak partisipan memompa lebih banyak dopamin di area yang disebut  striatum, saat mendengarkan bagian favorit dari suatu musik daripada bagian lainnya.
Dopamin muncul di area striatum selama 15 detik menjelang momen yang dianggap menggugah. Saat bagian itu terdengar, dopamin juga hadir di bagian otak lain. Menurut Zatorre, hal itu masuk akal. “Area yang terkait antisipasi berhubungan dengan bagian otak yang terlibat dalam pembuatan prediksi dan merespons keadaan sekitar. Selain bereaksi terhadap momen puncak, area tersebut terkait dengan limbic system, bagian otak yang terlibat dalam emosi,” jelas Zatorre.
Studi ini hanya menggunakan musik instrumental. Oleh karena itu, menurut Salimpoor, penggunaan musik instrumental juga menunjukkan suara tidak begitu penting dalam menghasilkan efek dopamin. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek suara terhadap efek kesenangan perlu dilakukan.
Sumber: Associated Press/Nationalgeographic
Facebook Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: