Profil Musisi: Maulidin Maulana

wonk maulidin

by: Furqan Wahidin Adam

Maulidin Maulana mengawali hobinya sebagai gitaris ketika masih berumur 5 tahun. Gitaris yang lebih dikenal dengan alter ego Wonk Sullivan ini mempelajari gitar secara otodidak dari buku-buku yang dia beli dari pasar swalayan di sekitar sekolahnya. Laki-laki yang dilahirkan pada tahun 1993 ini juga pernah mempelajari instrument piano bersama tantenya. Ketika menginjak kelas 3 SD Wonk kecil telah berhasil menguasai lagu dari band Guns n’ Roses berjudul “Don’t Cry”.

Dirinya terbakar semangat ingin menjadi seorang musisi ketika dirinya menonton band metal asal Aceh Maggot di Aceh Culture Festival beberapa tahun silam. Gitaris asli Aceh ini sangat berkeinginan ingin bisa menguasai panggung dan ditonton oleh orang banyak diatas panggung. Menurutnya diatas panggung musisi bisa menyampaikan pesannya ke penonton dengan musikya.

Wonk mengakui terinspirasi oleh raja dangdut Rhoma Irama karena menurutnya gitaris ini bisa mendidik orang-orang lewat lagunya, Seperti salah satu karyanya “Mirasantika” yang mengajarkan masyarakat untuk menjauhi narkoba. Wonk juga mengidolakan Ahmad Dhani dikarenakan kejeniusan musisi tersebut menciptakan lagu dengan chord unik, seperti di lagu “Risalah Hati” yang modulasi dengan pengulangan-pengulangan yang bisa menghasilkan harmonisasi yang indah.

wonk 01

Untuk musisi international gitaris ini sangat mengidolakan mantan pentolan Guns n’ Roses, Slash dikarenakan kesamaan cerita kehidupan diawal karir gitaris tersebut.

“Slash juga memiliki originalitas yang kental dan dari segi permainan walaupun tidak mengandalkan banyak teknik namun karyanya sangat memilik penjiwaan yang dalam!” ungkapnya.

Jimi Hendrix adalah gitaris yang dia idolakan lainnya karena menurutnya gitaris ini adalah salah satu pelopor musik Blues modern di dunia. Perjuangannya untuk melawan diskriminasi musik di antara ras kulit hitam dan kulit putih menurutnya sangat hebat dan menginspirasi. Selain itu permainannya yang soulful juga mengilhami.

Tahun 2008 Wonk membentuk band bergenre Funk dan Rock bernama X Over membawakan lagu-lagu dari System of a Down dan Incubus. Namun band ini harus terhenti di tengah jalan dikarenakan kesibukan masing-masing personilnya sebagai mahasiswa.

Wonk pun membentuk band lainnya di tahun yang sama bernama My O’Nice yang beraliran Rock ‘n Roll dan Classic Hardrock. Awalnya band ini berformasikan Tantawi yang mengemban tugas sebagai penabuh drum, Mr. P sebagai pembetot bass dan dia sebagai gitaris merangkap vocal. Band ini telah mengalami pergantian personil berulang kali dan sampai sekarang Wonk masih berusaha mencari personil baru untuk kelangsungan band tersebut.

Di akhir tahun 2012 Wonk bergabung dengan band Alternatif Rock membawakan lagu-lagu dari 3 Doors Down, Velvet Revolver, Chris Daughtry dan David Cook bernama Royal Flush.

wonk 02

Bersama Azed Fa Zed gitaris dari band Death by Aphrodite, Wonk telah berhasil menciptakan beberapa karya yang dimana salah satunya berjudul “Soul of Rock”. Lagu yang menurutnya cocok sebagai penghantar tidur ini bercerita tentang penjiwaan dalam musik rock yang tidak selalu keras namun juga bisa lembut. Karya lainnya yang masih dia ciptakan bersama Azed adalah “My O’Nice Theme” yang bernuansa Jazz dan Rock ‘n Roll, serta bercerita tentang perjalanan band My O’Nice yang berwarna, penuh lika-liku, konflik dan kesenangan.

Pengalaman yang menurutnya berkesan selama menjadi musisi sangat banyak. Salah satunya ketika bersama My O’Nice pernah diusir ketika latihan oleh tetangga dikarenakan terlalu berisik, atau pernah diusir ketika manggung yang seharusnya memainkan 5 lagu, tetapi dikarenakan terlalu terbakar semangat merekapun membawakan lebih dari yang dihendaki penyelenggara.

Harapannya untuk musisi Aceh adalah agar tidak terlalu mengedepankan ego dalam bermusik dan bisa menghargai karya orang lain sesama musisi. Menurutnya tidak ada diskriminasi didalam musik karena setiap karya akan selalu ada harganya.

“Bermusik harus lebih jujur karena senar itu jujur!  Kalau putus dia akan putus, kalau minor dia akan minor, kalau mayor dia akan berbunyi mayor!”

Filosofi darinya yang sangat dalam namun menyimpan banyak pesan positif bagi kelangsungan musik di Aceh.

Maulidin Maulana adalah pengurus harian GMA dan Komunitas Gitar Aceh, yang ikut dibesarkannya sejak 2012, dan sedang melakukan tugas akhirnya sebagai mahasiswa Hospitality and Tourism di sebuah universitas swasta di Banda Aceh.

Follow akun twitter @MoLanMaulana dan facebook account Maulidin Maulana untuk berbincang-bincang dengannya.

(FWA)

Facebook Comments

5 thoughts on “Profil Musisi: Maulidin Maulana

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: