Profil Musisi: T Azhar Yound

Pekan Kebudayaan Aceh ke VI telah berakhir beberapa saat lalu. Banda Aceh diramaikan oleh ribuan seniman yang datang dari segala penjuru untuk memeriahkan event lima tahunan milik Pemerintah Aceh ini. Acehmusician.org beruntung berhasil menemui tiga orang drummer senior asal Meulaboh, yang bermain di tiga era yang berbeda. Mereka bertiga berkumpul di anjungan Kabupaten Aceh Barat. Bisa dikatakan ketiga drummer senior ini memberi legacy berupa pengaruh yang besar baik langsung maupun tidak langsung terhadap drummer-drummer lainnya, baik yang berada di Meulaboh maupun di Banda Aceh, serta daerah lainnya.

Ketiga drummer senior tersebut adalah Bang Yound, Adek Metazone dan Faisal Odezza. Artikel ini adalah bagian pertama dari tiga tulisan yang menceritakan sepak terjang mereka dan situasi kehidupan bermusik di Aceh era 70-an, 80-an dan 90-an.

Bang Yound
Bang Yound

Teuku Azhar Yound, Drummer Yang Bernyanyi

Drummer kelahiran tahun 1959 ini mungkin terdengar asing namanya di kalangan musisi-musisi era sekarang. Bang Yound, demikian dia dipanggil, memang sudah gantung stick di tahun 90-an. Namun Bang Yound masih sering disebut-sebut namanya oleh beberapa drummer senior sebagai salah satu influence mereka ketika mulai bermain drum.

Aktifitas bermusik dimulainya sebagai penyanyi cilik ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Karena sering tampil dan berinteraksi dengan band pengiringnya, menyebabkan Yound kecil tertarik dan memperhatikan dengan serius drummer yang bermain dengan atraktif dan penuh semangat di belakang.  Yound kecil mengumpulkan kaleng-kaleng biskuit bekas dan tempat sirih neneknya, menyusunnya sebagai sebuah drumset, dan kemudian bermain serta bergaya layaknya seorang drummer betulan.

Di sekolah, kegemaran ini diaplikasikan dengan memukul-mukul meja kelas. Cubitan dan hukuman pun diterimanya dari guru yang terusik dengan keributan yang ditimbulkannya.

“Mungkin saya ketua kelas yang paling sering dimarahi guru.” ungkap Bang Yound sambil tertawa mengenang masa-masa kecilnya.

Pengalaman bermain drum “betulan” dimulai ketika duduk di kelas tiga SMP. Bang Yound yang bernyanyi bersama Baranada, sebuah band binaan Bank Rakyat Indonesia cabang Meulaboh, diminta menggantikan drummer band itu untuk sebuah lagu, yang ternyata berhasil dimainkannya dengan mulus. Sesi bermain drum tersebut ternyata mengantarkannya menjadi drummer tetap band itu. Baranada Band kemudian beranggotakan Bambang Yulianto, alm (lead guitar), Jamil, alm (Bass), Didi Rosadi Murni, alm (vokal, abang kandung Adek Metazone – red),  Ori (rhythm guitar) dan Iyound (drums).

“Bambang pernah melihat saya bermain drum ketika sedang latihan di persiapan sebuah acara. Kemudian, ketika sedang acara, dimintanya pula saya bermain. Ternyata mereka berkenan dan mengajak saya bermain sebagai drummer tetap menggantikan drummer mereka sebelumnya.” kata Bang Yound menjelaskan proses awal diterimanya dia sebagai drummer Baranada.

Baranada band termasuk pelopor musik rock di Meulaboh. Mereka dengan konsisten membawakan lagu-lagu dari Black Sabbath, Deep Purple, Uriah Heep, Rolling Stones, Led Zeppelin, dan lain-lain.

“Di masa itu hanya ada beberapa band di Meulaboh: Baranada, Band KNPI, dan The Kilat. Drum yang kami gunakan merknya Everflash, yang sebelum mentas, kulitnya (maksudnya adalah drumhead – red) harus dijemur atau dipanaskan dahulu, biar ketat dan suaranya nyaring. Kalau tidak dipanaskan, suaranya dom dom dom (menirukan suara drum dengan kulit kendor).”

Pemusik di era itu hidup dengan bermain di acara kawinan atau acara-acara seremonial lainnya. Jumlah kelompok musik sangat jarang, dan fasilitas pendukung pun sangat minim. Belum lagi tidak semua pelosok tersambung jaringan PLN di masa itu .

 “Kalau bermain, ampli dihidupkan dengan sumber arus dari battery mobil.”

Infrastruktur penunjang mulai lumayan di tahun 1978, ketika seorang pengusaha keturunan Tionghoa bernama Ahok, menginvestasikan seperangkat sound system di Meulaboh. Tentu saja para musisi sangat senang dan semakin bersemangat.

“Drumnya bagus, merknya Ludwig.”

Kota tercinta Meulaboh ditinggalkannya di tahun 1985. Saat itu Bang Yound mendapat tawaran bermain di Hotel Ika Daroy Banda Aceh (sekarang Rumah Sakit Fakinah). Yound bergabung dengan Autopsy Band yang terdiri dari Iwan Sillo (lead guitar), Oyong (keyboard), Cun Pakeh (bass), Sayed Kribo, alm (vocal) dan Birin, alm (saxophone).

Hanya dua tahun keberadaannya di Banda Aceh, Bang Yound memenuhi ajakan Iwan Sillo untuk hijrah ke Medan. Pada tahun 1987, mereka bergabung dengan Spektrum Band dan bermain di Taman Ria dan Tropicana. Yound juga kerap diajak bermain dengan kelompok musik lainnya dan mulai diperhitungkan eksistensinya di kota Medan.

Tiga tahun merantau di luar Aceh, rasa rindu akhirnya mengantarkannya kembali ke Meulaboh pada tahun 1990. Dua tahun menetap di sana, Yound memutuskan untuk pindah ke Banda Aceh pada tahun 1992. Bang Yound berkeluarga dan meninggalkan dunia musik serta fokus pada pekerjaannya.

Ketika ditanya siapakah drummer yang menjadi inspirasinya mulai bermain drum, Bang Yound menjawab:

“Ada dua drummer yang saya lihat dan perhatikan di Meulaboh dulu, dan saya anggap sebagai guru saya, yaitu Kambaruddin dan Tagor.”

Di saat itu di Meulaboh tidak ada sekolah musik, video drum dan youtube, Bang Yound menjelaskan cara dia belajar drum:

“Banyak pukulan dan teknik drum saya pelajari juga dari kaset. Didengar berkali-kali, pelan-pelan saya coba mainkan di drum.”

Kepada kami, Bang Yound bercerita musik mulai tumbuh di Meulaboh di era 60-an, saat Orkes Indomo yang dipimpin Ogek Murni (ayah kandung Adek Metazone) hadir di sana. Keberadaan dua orang guru musik yang bernama Ogek Jalinus dan Pak Be juga mendorong munculnya musisi-musisi baru di Meulaboh.

“Sekali-sekali ada juga main musik bersama rekan-rekan,” kata Bang Yound menjawab pertanyaan acehmusician.org perihal aktifitas bermusiknya kini, sekaligus mengakhiri perbincangan kami siang itu (28/09).

Bang Yound, si drummer bernyanyi, telah menularkan semangat bermain drum kepada beberapa drummer lainnya. Antara lain Adek Metazone dan Faisal Odezza. Simak testimoni mereka berikut ini:

“Saya waktu kecil suka lihat Bang Yound main, asik betol ‘e! Di jaman itu orang ni sudah bawain lagu Black Sabbath.”

Adek Metazone, drummer senior Aceh

“Saya juga lihat Bang Yound main waktu kecil. Pulangnya (saya) susun kaleng roti dan pura-puranya main drum.”

Faisal Odezza, drummer senior Aceh 

Facebook Comments

2 thoughts on “Profil Musisi: T Azhar Yound

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: