Waduh! Ternyata Selama Ini Aku Salah….

olenk

Sebuah Catatan Dari Bass Guitar Masterclass “The Fundamentals of Bass Guitar Playing” |

By: Olenk Myung*

Cuaca sore itu berbeda 180 derajat dengan cuaca di pagi Minggu 13 Januari 2013.  Hujan turun sangat deras, sampai-sampai kami panitia berpikir acara ini akan batal. Bersama dengan Opi, Een Audio Jahad dan Deden Drummer, aku menjadi panitia acara Bass Guitar Masterclass with Maiwan Syah yang berjudul  “The Fundamentals of Bass Guitar Playing”.  Pagi itu sangat terang benderang dan matahari bersinar terik. Aku bahkan sampai menyesal tidak sempat memakai cream sun block SPF 15, jadinya kulitku agak sedikit gosong. Area teras Kantor Dewan Kesenian Aceh di Komplek Taman Budaya dipakai anak-anak Indonesian Drummers – Aceh (IDA) untuk sticking bareng dari jam 10 hingga jam 13. Aku pun dengan sabar menunggu di parkiran sambil menonton para drummer yang dengan seriusnya memukulkan stick ke drum pad yang tersedia. Yang menjadi sticking master pagi itu adalah Rio XantaFee.

Peserta yang sudah mendaftar mulai berdatangan pada jam 3 sore, dan langsung melakukan registrasi ulang. Masterclass ini memang dibuat terbatas hanya untuk 10 orang saja. Dan akan dilakukan juga di waktu yang lain untuk mengakomodir peserta yang terlambat mendaftar. Walaupun hujan, para bassist anggota B-Bass Aceh tetap semangat untuk mengikuti kelas ini. Ada juga yang datang terlambat. Beberapa datang dengan pakaian yang basah dan…. tetap semangat! Hadir juga Musisi dan edukator senior bang Moritza Thaher, bang Mahfud Ketua GMA dan bang Deden Sekretaris GMA. Dari sayap GMA lainnya hadir Fandy, Wonk, Joe D’Angel dan Mero dari Komunitas Gitar Aceh (Komgit), dan tentunya Deden Drummer dan Een Audio Jahad dari Indonesian Drummers – Aceh (ID-A) yang juga merangkap panitia.

Jam 4:15 masterclass dimulai. Bang Tebonk yang merupakan dedengkot komunitas B-Bass Aceh sekaligus ketua panitia acara ini berpidato, mengucapkan selamat datang dan berterima kasih kepada para peserta yang mau bersusah payah hadir ke kantor GMA walaupun cuaca tidak mendukung.

“Masterclass ini adalah kegiatan B-Bass Aceh yang pertama, setelah dideklarasikan di acara GMA Bassists Day yang diadakan di Taman Sari bulan Desember lalu. Ke depannya, B-Bass Aceh akan terus mengupayakan event semacam ini demi kemajuan para bassist Aceh.”

Tepuk tangan membahana menyambut pembukaan tersebut. Bang Tebonk meminta bang Maiwan Syah untuk naik ke atas pentas workshop. Kembali tepuk tangan diberikan oleh peserta yang hadir. Lalu bang Tebonk mempersilahkan bang Momo (Moritza Thaher) untuk memberi mukadimah memperkenalkan siapa itu Maiwan Syah sekaligus bertindak sebagai moderator acara itu.

Bang Momo mengatakan bahwa kita beruntung memiliki seorang Maiwan Syah, yang mempunyai pengalaman bermusik selama 22 tahun. Maiwan adalah sosok musisi yang tidak pernah berhenti belajar dan explore. Dia mau bersusah payah melanglang buana demi memperdalam permainan bass-nya. Oleh karena itu diharapkan musisi-musisi Aceh jangan sungkan-sungkan bertanya dan berguru kepada Maiwan. Bang Momo juga menjelaskan Maiwan akan memberi materi mengenai picking, fingering, positioning tangan kanan dan kiri, dan yang paling penting: TONE!

“Maiwan adalah pemain bass favorit abang dari dulu. Selain teknik permainannya yang sangat hebat, dia mempunyai sesuatu yang jarang dimiliki pemain bass lainnya…. TONE yang sangat enak!”

Tepuk tangan kembali terdengar, kali ini lebih keras dan ada yang bersuit-suit kagum mendengar cerita mengenai Maiwan Syah.

Bang Maiwan memulai masterclass dengan bermain bass diiringi drum loop. Sebuah permainan yang menarik dan asik. Berbagai bass lick  dipamerkan dalam intro itu. Aku dan peserta lain semakin penasaran dengan bassist senior Aceh ini. Usai bermain, dia langsung memulai materi dengan tema picking. Dia menjelaskan mengenai posisi dan sudut yang baik untuk jari telunjuk dan jari tengah kanan agar bisa menghasilkan “tone” yang bulat dan bagus. Dan dia menjelaskan mengenai letak tumpuan jempol, kapan harus diletakkan di  senar dan kapan harus diletakkan di pick-up. Kuat-lemahnya tumpuan jempol akan berpengaruh ke tegas atau tidaknya bunyi yang dihasilkan. Dia juga menjelaskan mengenai perbedaan karakter sound yang dihasilkan apabila memetik senar di  daerah bridge, pick-up dan neck. Setelah itu dia meminta peserta satu-satu untuk mempraktikkan di bass masing-masing. Bergantian kami mencoba dengan amplifier yang disediakan panitia. Wow!! Ternyata tidak banyak peserta yang bisa menyaingi kualitas sound yang dihasilkan oleh petikan bang Maiwan.  Dia kemudian menjelaskan teknik latihan yang harus dilakukan oleh seorang bassist agar picking nya benar dan enak. Salah satunya adalah sabar dan harus konsentrasi mendengar sound yang dihasilkan oleh latihan picking itu sendiri, sudah “benar” atau belum? Dia mengingatkan untuk latihan dengan tempo yang lambat dulu, baru dilanjutkan dengan tempo yang lebih cepat, dan jangan lupa menggunakan metronome. Bang Momo yang me-moderasi acara ikut membantu menjelaskan dan mengarahkan peserta untuk aktif bertanya.

Sebelum snack break, bang Maiwan kembali mempertujukkan kebolehannya dalam picking dengan memainkan sebuah komposisi yang hanya menggunakan satu nada, tapi cukup dasyat dan “kaya” sekali.

Materi masterclass berpindah ke topik tangan kiri. Salah satunya adalah sudut siku tangan kiri yang baik, peran dan posisi jempol kiri, cara memencet dan latihan fingering yang benar. Maiwan menjelaskan bahwa sering kali pemain bass meremehkan fingering. Fingering bukan hanya latihan dengan jari-jemari bergantian memencet fingerboard. Ada tekniknya, dan ada “target” bagaimana kualitas sound-nya mau dicapai. Salah satu teknik yang dijelaskannya adalah bagaimana posisi jari 1 yang ikut memencet senar bisa memberi kekuatan kepada jari 2 yang sedang memencet senar. Demikian juga seterusnya jari 2 bisa memberi kekuatan kepada jari 3, dan jari 3 membantu jari 4.

Bang Maiwan kemudian menjelaskan mengenai teknik latihan yang bisa memperkuat kekuatan jari-jemari kiri. Dengan latihan fingering hanya jari 1 dan 3, lalu 2 dan 4. Bang Momo menimpali dengan menjelaskan bahwa latihan yang dimaksud namanya adalah spiderhand, karena bentuk jari kita akan terlihat mirip dengan tangan-tangan  (kaki) laba-laba yang sedang berjalan.

Kemudian kembali para peserta satu-persatu diminta untuk mempraktikkan apa yang baru dijelaskan. Dan… ternyata memang benar pendapat bang Maiwan, hampir seluruh peserta “berlepotan” fingeringnya (tidak mirip kualitas sound yang dihasilkan dibandingkan dengan apa yang dihasilkan Maiwan, dan jari-jemarinya tidak terlihat “cantik” seperti yang diperagakan bang Maiwan).  Bahkan ada salah satu peserta yang menyelutuk frustrasi:

“Waduh! Ternyata selama ini aku salah…”

Bang Maiwan kemudian memberi tips dan trik latihan fingering, yaitu jangan mengejar “speed” dulu, tapi targetkan sound yang dihasilkan bagus:

“Bukan speed yaaa…. tapi kualitasnya!!!”

Tips lainnya adalah latihan fingering dengan teknik legato/sustain, dinamik harus konsisten, tempo harus dijaga dengan menggunakan metronome,  kalau latihan fingering sebaiknya fokus dan jangan sambil nonton TV agar pemain yang bersangkutan dapat mendengar kualitas fingeringnya, dan lain-lain.

Dan masih banyak lagi tip dan trick yang diperoleh dari Bang Maiwan dan Bang Momo di dalam masterclass tersebut. Untuk jelasnya sebaiknya kita tunggu saja tulisan Bang Maiwan dan Bang Momo mengenai dasar-dasar bermain bass yang dijanjikan akan hadir dalam mingu-minggu ini, atau kita tunggu hasil editing video acara yang diambil oleh Joe D’Angel dan Wonk Komgit selesai.

Masterclass tersebut berakhir jam 6:15, dilanjutkan dengan foto bersama seluruh peserta yang dibadikan oleh fotografer dadakan Teuku Mirza. Walaupun sudah usai, namun banyak peserta yang belum mau beranjak pulang hingga jam 9 malam. Kebanyakan peserta masih mau melanjutkan diskusi mengenai kesalahan-kesalahan latihan yang terjadi pada mereka selama ini, yang tanpa mereka sadari ternyata itu salah. Memang kelihatannya gampang meniru pelajaran yang ada di video lesson atau di youtube, tapi tetap diperlukan guru/instruktur/teman diskusi yang baik untuk memberitahu bahwa kualitas latihan/permainan kita sudah benar atau masih salah.

Selesai sudah tulisan ini, aku dan teman-teman sudah tidak sabar lagi menanti masterclass ataupun workshop bass berikutnya. Hidup Musisi Aceh!!!

Banda Aceh, 15 Januari 20013

*Bassist Galapagos Band, All Access – Tim Media GMA.

Related

 

Facebook Comments

2 thoughts on “Waduh! Ternyata Selama Ini Aku Salah….

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: