GMA’s A TRIBUTE TO SLANK : HISTORIKAL, MUSIKALITAS DAN NOSTALGIA
By: Ayie Adler*
Sabtu tanggal 07 Desember 2012 pada pukul 20.30 GMA kembali berhasil menyelenggarakan “GMA TRIBUTE: a tribute to Slank”. Acara ini terselenggara atas kerja sama antara sayap GMA seperti Indonesian Drummers Aceh (IDA), Komunitas Gitar Aceh (Komgit), B-Bass dan All Access – Tim Media GMA. Acara tersebut dibuka oleh MC Luthfan yang malam itu tampil sangat cerdas, memikat dan kocak. Meskipun pada awal acara cuaca Banda Aceh sedikit kurang bersahabat namun tidak menurunkan semangat kawan-kawan dari GMA maupun pengunjung untuk hadir dan bergembira di Haba Cafe.
Tepat pukul 20.30 bangku-bangku penonton sudah dipenuhi oleh perwakilan komunitas Slankers dari Medan, Tamiang, Langsa dan Banda Aceh. Hal ini tentu saja memberikan sensasi tersendiri bagi musisi-musisi Aceh yang menjadi pengisi acara. Para musisi yang duduk di venue sebelah barat dengan semangat menunggu giliran unjuk kebolehannya dalam membawakan lagu-lagu Slank. “Untuk pemilihan lagu sendiri, panitia memilih lagu-lagu hits dari setiap album rekaman Slank yang disusun secara mundur dari album yang terbaru sampai bernostalgia ke album awal kemunculan Slank” komentar Ibal Apex selaku ketua panitia. Ia menambahkan “Disini juga ditampilkan slide show kronologis historis Slank yang dimulai dari Cikini Stone Complex hingga formasi ke-14 Slank”.
Selain bertujuan untuk bernostalgia terhadap karya-karya Slank, acara ini juga memberikan implementasi yang edukatif mengenai Slank kepada para musisi Aceh secara visual yang tentunya sangat aplikatif dan konstruktif. Selain itu acara ini ditujukan sebagai pemersatu para musisi dari genre yang berbeda melalui fokus dan substansi dari Slank sebagai subyek tribute tersebut. Sebagian orang mungkin saja bertanya-tanya mengapa Slank yang dipilih sebagai subyek GMA tribute, hal ini dikarenakan realita yang kita ketahui bahwa Slank merupakan band legenda di tanah air. Band ini mampu bertahan di blantika musik Indonesia lewat karya-karyanya yang idealis dan konsisten terhadap isu sosial politik bangsa. Walaupun sebelumnya personil Slank pernah terjerumus Narkoba, namun semangat mereka untuk terus bertahan dan membangun Slank telah dibuktikan Bimbim dkk hingga sekarang. Slank memiliki genre yang mendasar seperti blues dan rock n roll, selain itu mereka memiliki sub-genre yang beragam seperti reggae, rock, pop, funk, punk, dll. Dari segi musikalitas, perpaduan ide Bimbim dkk melahirkan aransemen musik yang tergolong apik, mereka bebas mengekspresikan karya-karya mereka sehingga menjadi hits maupun menjadi karya dalam hal ini sebagai pembelajaran para musisi lainnya. Inilah alasan yang menyebabkan Slank cocok dijadikan subyek GMA tribute kali ini.
Luthfan dengan profesional sangat cakap membawa emosi penonton, diawal acara ia meminta Purnama cs. dari perwakilan Slankers naik ke stage untuk mengiringi lagu Mars Slankers. Seluruh penonton serentak bernyanyi memeriahkan suasana Haba Cafe. Setelah momen itu, pengunjung semakin memadati venue dan membuat acara semakin panas.
Band pembuka acara malam itu adalah KEYPAD, trio yang terdiri dari Purnama, Adlan dan Danial ini membawakan lagu “Kupu Biru” dari album paling anyar yang berjudul “I SLANK U” dan lagu “Jurus Tandur” dari album “Jurus Tandur”. Ada hal yang berbeda dari permainan Purnama cs, mereka menerapkan pola blues-funk bahkan ada sedikit sentuhan klasik-disko serta penerapan aransemen yang berbeda lainnya ala mereka sendiri. Penonton langsung bersorak saat Purnama selaku vokalis dan gitaris di grup ini memainkan lead yang kasar ala Jimi Page. Cowok yang satu ini memang merupakan gitaris muda berbakat Banda Aceh yang sangat piawai memainkan gitar.
Selanjutnya DIARY IN MEMORY yang tampil unjuk gigi membawakan lagu “I Miss You But I Hate You” dan lagu “Kilav” dari album “Anthem From The Broken Hearted” dan album “The Big Hip”. Band yang terdiri dari Sahar, Imam, Eri, Eronz dan Deden Drummer ini tampil panas! Suara Eri yang mengisi posisi vokal di band ini telah memberikan warna tersendiri tanpa menghilangkan esensi dari lagu Slank tersebut. Eri yang juga dikenal sebagai vokalis band Xantafee yang sangat terkenal di blantika musik Aceh sekarang ini. Terlihat bassist band ini yakni Imam Kibo bergaya sangat “rock n’ roll” lengkap dengan atributnya, dengan tidak meninggalkan style bermainnya yang khas yaitu bermain dengan posisi bass gitar yang super rendah. Imam termasuk bassis yang sedang bersinar dan memberi warna unik untuk band ini. Tentunya mereka mampu membangkitkan antusiasme para penggemar Slank.
Penampilan berikutnya diisi oleh sebuah band yang menamakan diri mereka “Johnny Walker”. Sebagai sebuah band muda yang berbakat yang digawangi oleh Awel, Ade, Azhari dan Adi ini membawakan lagu dari album Slank yang ke-15 “Slow But Sure” dan ke-14 “Slankissme” yakni “Selalu Begitu” dan “Sosial Betawi Yoi”. Diawal penampilan mereka justru kelihatannya memiliki beban dalam me-recycle lagu tersebut, terutama saat mereka membawakan hits “Selalu begitu” dengan menjadikannya bernuansa reggae. Mungkin salah satu alasannya yang membuat mereka agak memiliki beban adalah kehadiran Slankers yang membuat aura malam tersebut terasa berbeda. MC Luthfan sempat menggoda sang vokalis yang terlihat malu-malu, namun suasana tersebut lenyap sudah saat mereka membawakan lagu “Sosial Betawi Yoi”. PECAH!!! Haba Cafe pecaaah! Mereka berhasil mengangkat emosi seluruh Slankers yang kemudian ikut bernyanyi dari bait awal hingga akhir.
Di sela-sela acara, MC Luthfan dan pihak Slankers berhasil menghubungi Bunda Iffet via handphone untuk menyapa para pengunjung yang menghadiri acara GMA tribute to Slank. Komunikasi yang terjalin sekitar 10 menit itu cukup untuk menunjukkan bahwa acara ini telah diketahui dan di-apresiasi oleh pihak Slank. Bunda juga berpesan: “Semoga acaranya sukses dan kalian tetap solid, apapun acaranya Bunda dan Slank tetap mendukung”.
Untuk album “PLUR” dan album “Road to Peace” kumpulan musisi yang terdiri dari Erfan Casta, Een Audio Jahad, Olenk dan T. Razy Pm yang tergabung dalam grup CLOB menampilkan permainan yang atraktif. Terutama gitarisnya Erfan yang dominan menggunakan teknik handle disetiap lead gitarnya, yang menimbulkan decak kagum serta aplause dari penonton. Mereka membawa hits “Juwita malam” dan “Salah”, Olenk sang vokalis sekaligus bassis menunjukan talenta bernyanyi yang jarang dimiliki oleh para bassist Aceh. Een Audio Jahad yang dikenal sebagai drummer extreme juga kelihatan asik dalam memainkan lagu-lagu slank.
Ada penampilan dari perwakilan Slankers yang mengisi stage saat Haba Cafe semakin larut dengan eufhoria penonton. Mereka adalah Homework (Asol, Kiki, Landes, Puput, Rayan dan Soki), yang membawakan lagu “Bulan dan Bintang” dan “#1” dari album “Satu-satu” dan album “Virus” yang nyaris seperti versinya Slank. Di penampilan kali ini, karakter vokalis Homework terdengar menonjol, yang mengingatkan kita kepada gaya vokalis era Grunge tahun 90-an. Penampilan mereka juga membuat para Slankers terhipnotis dan ikut bernyanyi.
Selanjutnya penampilan IMB yang membawakan lagu “Percuma” dan “Orkes Sakit Hati” dari album “999+09 Abu-abu dan Biru”. Band ini merupakan band keroyokan dari beberapa musisi top Banda Aceh seperti Heri “usman” Jingkrak, Adjie, Donny Arif, Jack Necis dan Finna. MC Luthfan mengatakan ada suatu yang beda dan menarik dari band pengisi tribute to Slank malam ini, yakni dengan kehadiran vokalis cewek yang juga merupakan Slanky bernama Finna Okta. Cewek mungil ini yang pernah mengecap pendidikan musik di Sekolah Musik Moritza tidak ragu-ragu untuk turun dan menghampiri penonton. Penampilan mereka mampu menyihir para slankers untuk bernyanyi bersama sampai joget bareng di lagu Orkes Sakit Hati.
Setelah tersihir pesona IMB, penonton kembali dimanjakan dengan penampilan dari perwakilan Komunitas Gitar Aceh (KOMGIT) yang membawakan lagu “Balikin” dari album “Tujuh” yang merupakan termasuk album kedua terlaris Slank setelah album generasi biru. Band yang terdiri dari Fandy, Wonk, Olenk (lagi) dan Nopi menampilkan sentuhan gitar akustik yang dikombinasikan dengan gitar elektrik dan menggunakan bottle neck sebagai ciri khas lagu tersebut.
Penonton mulai tak sabar menunggu hentakan drum dari lagu “Tong Kosong” dari album “Lagi Sedih” yang dimainkan oleh Atja and the unBeliebers. Band ini merupakan proyekan dari Atja, Rikshu Capetown, Ardi dan Jonas Jaid. Lagu berikutnya lebih ngebeat dan bernuansa rock ala Slank yang hits di tahun ‘95 “Bang Bang Tut” dari album “Minoritas”. Mereka berhasil membangkitkan semangat para Slankers untuk maju ke depan stage melakukan headbang sambil menyanyikan lirik-lirik lagu tersebut dengan suara lantang. Atja yang dikenal sebagai gitaris band Capetown, dalam band proyekan ini menunjukkan skill shreddernya yang sangat gila kepada semua penonton malam itu.
Band berikutnya yang diharapkan untuk membawakan lagu dari album “Generasi Biru” dan album “Piss”, band UBOE yang digawangi oleh Isra fajri dkk ternyata berhalangan hadir dikarenakan sesuatu hal, sehingga Luthfan langsung melanjutkan urutan menuju album-album nostalgia dari Slank.
Pada pukul 22.30, Luthfan memanggil band terakhir yang mengisi acara ini, Bang Blues yang membawakan hits dari album “Kampungan” dan album “Suit-suit..he..he”. Band ini menampilkan medley “Terlalu Manis” “Maafkan” dan “Memang”. Bang Blues berhasil membawa emosi penonton dengan flashback dan penuh nostalgia, dengan kreasi dan eksplorasi yang sangat nge-Blues . Di atas stage, penampilan Ibal, Jeffri, Wira dan Fredrick benar-benar sangat komunikatif dan menghibur . Sebelum sampai di penghujung acara, pihak Slankers memberikan sertifikat sebagai bentuk penghargaan kepada GMA yang telah mengadakan tribute to Slank. Acara penyerahan ini diterima langsung oleh ketua panitia yakni Ibal Apex yang tidak lain adalah gitaris Bang Blues, sebagai perwakilan dari GMA. Penonton sepertinya tidak ingin jika acara ini selesai terlalu cepat, Slankers pun banyak yang berteriak meminta lagu tambahan, yang membuat Bang Blues memberikan “Mawar Merah” yang malah membuat para Slankers berteriak kegirangan.
Sebelum menutup acara, MC Luthfan berpesan agar para penonton maupun musisi Aceh dapat mengambil pelajaran dari pengalaman historis Slank, baik dari segi musikalitas dan perjalanan mereka untuk tetap solid hingga saat ini dan disambut dengan applause yang sangat meriah dari penonton dan pengisi acara sebagai tanda respect. Dan, lagu pamungkas “Kamu Harus Pulang” pun dimainkan oleh Bang Blues untuk mengajak para Slankers agar pulang dengan tertib dan damai.
Sebelum menutup tulisan ini, sebagai panitia yang terlibat, saya ingin menyampaikan pujian kepada bang Ibal Apex sebagai koordinator acara yang bekerja sangat keren, kreatif dan disiplin, juga permainan gitarnya betul-betul maut! Pujian yang tidak kalah besarnya saya sampaikan kepada Slankers dari beberapa kota yang sudah hadir meramaikan acara tribute dengan tertib dan ASIK!!! Juga kepada para band yang tampil malam itu, penampilan kalian gila cuy! Jajaran GMA beserta sayapnya Komgit, ID-A, dan B-Bass. Parte yang tergabung di All Access – Tim Media yang malam itu bertindak sebagai panitia. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan mewakili GMA kepada Haba Cafe, Bunda Iffet dan Slank, Roy Style, para Jurnalis dari ATJEHPOSTcom yang hadir malam itu, dan semua jurnalis yang telah membantu publikasi acara ini.
Salam Peace, love, unity dan respect!
*Gitaris Rise to Revenge, A proud GMA-er, anggota Komgit dan All Access Team.