Sejarah Cymbal

Sejarah Cymbal

Oleh: Teuku Mahfud (Drum Department, Sekolah Musik Moritza)

Sejarah pembuatan cymbal dimulai sekitar 5000 tahun sebelum masehi, ketika para ahli kimia dan pandai logam menemukan campuran logam baru yang diberi nama perunggu, yang merupakan campuran dari tembaga dan timah. Beberapa ahli menyimpulkan bahwa penemuan perunggu tersebut berada di Mesopotamia.

Penemuan logam jenis baru itu ternyata berpengaruh di dalam dunia bunyi-bunyian. Perunggu bisa dibentuk-bentuk menjadi lempengan tipis yang apabila dipukul akan menghasilkan suara yang keras, indah, dan bening tergantung pengolahan dan tujuan pembuatannya. Lempengen perunggu yang sudah dibentuk untuk menghasilkan suara “tertentu” tersebut kemudian digunakan di banyak tempat dan situasi: di dalam upacara keagamaan, militer, kesenian, pasar, pabrik, bahkan digunakan oleh pengemis untuk menarik perhatian para penderma.

Namun beberapa ahli juga berpendapat cymbal sudah ada sejak manusia pertama kali berhasil mengolah logam besi sebagai peralatan pendukung hidup. Namun besi mengalami korosi dan rusak sehingga tidak ada jejak yang tertinggal.

Kata “cymbal” berasal dari bahasa Latin cymbalum, yang merupakan latinisasi dari bahasa Yunani kumbalon (cymbal) yang berasal dari kata kumbos yang artinya piala.

Tentunya cymbal pada awal penggunaanya digunakan secara dipukul (misal Gong) ataupun diadu antara satu lempeng cymbal dengan lainnya, atau lebih dikenal dengan Clash Cymbal. 

Clash Cymbal masih digunakan di dalam marching band dan di berbagai kesenian tradisi di seluruh  dunia, serta mirip dengan cymbal crash modern, dengan lubang ditengah yang digunakan untuk melekatkan kain atau bahan lain yang memungkinkan cymbal gampang dipegang dan dimainkan.

Penggunaan Clash Cymbal banyak didokumentasikan oleh para seniman jaman dahulu. Seperti gambar pemusik dari Assyria (Abad ke-7 SM), dan mozaik dari reruntuhan kota Pompeii (abad ke-1 M).

Assyirian Quartet
The Assyirian Quartet, (pemain cymbal di kanan-belakang)
Mozaik Villa del Cicerone dari reuntuhan kota Pompeii (pemusik memainkan semacam cymbal yang sangat kecil ditengah)
Mozaik Villa del Cicerone dari reuntuhan kota Pompeii (pemusik memainkan semacam cymbal yang sangat kecil ditengah)

Penggunaan cymbal secara masif terjadi di abad ke 13 Masehi, ketika Kekaisaran Usman berkuasa di Turki. Mereka menggunakannya sebagai instrumen musik militer yang mengiringi pasukan elit Janissary. Korps musik Janissary juga menggunakan cymbal di dalam seremoni kenegaraan, tanda untuk sembahyang, perkawinan kaum bangsawan, peringatan hari besar keagamaan, dan lain-lain. Pembuatan cymbal menjadi marak dan berpusat di Konstantinopel (Istanbul) . Cymbal buatan Turki pun beredar ke seluruh Eropa.

Pada abad ke-16 di Konstantinopel, seorang ahli kimia Armenia bernama Avedis menemukan sebuah formula rahasia di dalam mencampur tembaga dan timah yang bisa memproduksi cymbal yang lebih bening  dan indah. Cymbal buatan Avedis ternyata disukai oleh korps musik Janissary.

Sultan Usman II menghadiahkan 80 keping emas dan memberi nama baru untuk Avedis yaitu Zildjian yang berasal dari kata Zil (cymbal), dj (smith/maker, pande), dan suffix –ian yang lazim dipakai di ujung nama orang Armenia.

Cymbal buatan Avedis kemudian digunakan oleh beberapa komposer klasik Eropa seperti Strungk, Mozart, dan lain-lain. Ekspansi penjualan Zildjian ke Eropa menyebabkan banyak korps musik  militer dan komposer memakai cymbal buatan Turki tersebut.

Bersambung ke SEJARAH CYMBAL ERA MODERN

Facebook Comments

2 thoughts on “Sejarah Cymbal

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.