Profil Musisi: Hillman Rizqan
Serial Profil musisi kali ini akan membahas seorang musisi senior Aceh, Hillman Rizqan, keyboardist, produser dan seorang penggiat kesenian di Aceh, yang mempunyai pengalaman bermusik lebih dari 30 tahun.
Pak Haji kelahiran tahun 1968 ini memulai aktifitas bermusik sejak dari SD dengan mendalami instrumen gitar dan kemudian aktif di kelompok vokal grup SMP 1 Banda Aceh. Berbagai perlombaan vokal grup diikuti dan dimenangkannya. Aktif dan serius ngeband sebagai keyboardist dimulai ketika menjadi mahasiswa Teknik Mesin Unsyiah di tahun 1986. Hillman bergabung bersama band Unsyiah dan Larasita band, dan bermain di banyak event kampus dan non-kampus. Hillman seakan tidak pernah absen berpartisipasi di pagelaran musik yang ada di Aceh. Pada tahun 1994 Hillman memutuskan berhenti bermusik dan mulai aktif di bisnis ketika mendapat titel sarjana teknik dan menikah dengan sang istri Susi Syamsuddin Mahmud di tahun itu juga. Pernikahan ini melahirkan seorang putra yang bernama Fariz.
Hasrat berkesenian ternyata tidak bisa padam, Hillman kembali aktif bermusik di tahun 2001 dengan membentuk sebuah rumah produksi yang diberi nama Rumah Musik Cibloe dan menjadi executive producer untuk album Moritza Thaher yang berjudul Linto. Hillman kemudian bergabung dan aktif bersama Komunitas Maestro yang rajin membuat komposisi-komposisi fusion etnik dan modern, dan terkenal dengan beberapa project kolosal yang melibatkan puluhan musisi-musisi Aceh.
Pada tahun 2003 Studio Cibloe dibuka di jalan Safiatuddin Peunayong, bekerja sama dengan Moritza Recording. Di saat itu studio rekaman yang baik sangat jarang di Aceh dan umumnya artis Aceh melakukan rekaman di Medan atau di Jakarta. Cibloe mengeluarkan dua album Aceh untuk artis Rizal Husin dan Il Mantong, yang merupakan nama samaran Hillman Rizqan.
Setahun kemudian Cibloe pindah ke bangunan yang lebih besar di jalan WR Supratman deretan Penjara Kedah. Sayangnya studio ini luluh lantak diterjang gelombang tsunami dan menghancurkan data-data rekaman penyanyi yang sedang digarap.
Setelah musibah tsunami 2004, pada tahun 2005 Cibloe dibuka kembali di Jalan Gabus 40 sebagai studio jamming, dan pindah ke Jalan Pari No 10 pada tahun 2007 sebagai studio rekaman kembali. Banyak band Banda Aceh yang merekam single-nya di studio baru tersebut.
Eksistensi Hillman sebagai musisi muncul kembali ketika membentuk band yang bernama Melayu Project pada tahun 2011 bersama Denny Syukur (gitar), Maiwan (bass), Yopi Andri (biola) dan Ahyar (perkusi/drum). Hillman disini bertindak sebagai band leader dan bermain akordeon/piano. Sebagai pemain akordeon, Hillman ikut bermain di single Moritza Thaher yang berjudul Pho.
Sekarang Hillman sedang sibuk mengurus album band Inverno sebagai produser. Diharapkan debut album Inverno akan hadir di bulan November ini.
Ketika ditanya apa perbedaan bermusik di era 80-an dengan sekarang, Hillman menjawab sekarang fasilitas sangat memadai dan memudahkan seorang musisi untuk lebih kreatif. Sekarang sangat gampang untuk ngulik lagu, belajar musik dan bikin demo. Dahulu studio sangat jarang dan fasilitasnya sangat minim. Soundsystem pun dahulu sangat terbatas dan sederhana.
Mengenai suka duka bermusik di era 80-an, Hillman mengatakan dahulu pemain keyboard sangat jarang, jadinya dia sering diajak bermain di banyak grup band kemana-mana!
Keinginan terbesar seorang Hillman adalah ingin punya karya yang bermanfaat dan dikenang … sebuah legacy.
Untuk berhubungan dan berdiskusi dengan Hillman Rizqan, bisa dengan mengontak akun sosial media sebagai berikut:
Facebook: Hillman Rizqan
Twitter: @HillmanRizqan
TESTIMONI
“Sentuhan Hillman seperti sentuhan Jockie Suryaprayogo”
Moritza Thaher, musisi, produser, edukator musik.
“Bang Hillman selalu hadir dengan konsep, tidak pernah melakukan sesuatu dengan tiba-tiba dan terburu-buru.”
Denny Afrizal, gitaris, produser
“Hillman itu cuek banget, tetapi baik hati dan peduli.”
“Bang Il sangat berdedikasi di dalam memajukan musik di Aceh. Rintisannya berupa studio rekaman yang terjangkau bagi musisi-musisi Aceh adalah sumbangan yang sangat besar bagi kemajuan musik di daerah kita.”
Teuku Mahfud, musisi, Ketua Gabungan Musisi Aceh.
Pingback:In Memoriam Medri Mollusca (1969 - 2004) - acehmusician.org
Pingback:Seuramoe Reggae rekaman album kedua - acehmusician.org
Om Hilman, Ayah Saya (Erwin Ft Sip .Angk 85 / hp 0811684950) kenal katanya sama Om, dan Ayah masih Aktif kok main musik Gitar Klasik, katanya dulu sama2 maen musik waktu wisudawan FT di wisuda di kampus, trimssss ya Om