Aku Melihat Sejarah
by Teuku Mahfud*
Malam itu aku melihat sejarah ditorehkan di Open Stage Taman Budaya, panggung yang sangat dikeramatkan oleh musisi kota Banda Aceh. Sejarah yang telah mengharubirukan perasaanku itu bernama AFTERBACK. Rasa bangga dan haru bersatu padu menyelimuti ketika MC Teuku Lutfan memanggil Putra Petrozo, Syvan, Bobby, Pei dan Emrin naik ke atas panggung dalam rangka meresmikan peluncuran album mereka yang berjudul Bukan Hampa. Aku bertepuk tangan kencang sehingga badanku bergoyang-goyang, girang tak karuan. Endorfin terasa melimpah di otakku dan aku pun tidak dapat berhenti tersenyum, senyum yang kurasakan sangat lebar sampai-sampai otot-otot di wajahku terasa sakit ketika pulang ke rumah selepas acara tersebut.
Kukatakan ini sejarah, karena selama 23 tahun menjajal Open Stage Taman Budaya, baru setahun terakhir ini aku melihat musisi Banda Aceh berganti-gantian tampil gagah dengan lagu dari album mereka sendiri di pentas terbuka yang selama ini menjadi saksi maju mundurnya musik di Serambi Mekkah ini. Walau tidak semua merilis album di Tambud, beberapa band ini menjadi tanda kebangkitan kembali kejayaan musik Aceh. Selama setahun terakhir, berturut-turut band yang telah mencatakan sejarah tersebut: INVERNO (Untukmu, 2014), CRONIC (Dimensi Berganti, 2014), TANGKE (Meleuha, 2015), KILLA THE PHIA (Now the Time, 2015). Dan sejarah tidak berhenti di sini! Band muda THE NEW KING akan merilis album mereka September 2015 ini, juga di Open Stage Taman Budaya. Beberapa nama juga sedang berada di studio berjibaku menyelesaikan album mereka. Semoga segera selesai dan memperpanjang daftar musisi Aceh yang mencetak album, mengikuti jejak Seuramoe Reggae, Kande, ARB, Maggots, Perry Mulia, Liza Aulia, Moritza Thaher’s Linto, Didi Wah Ulee, dll yang sudah duluan berkibar.
Secara pribadi, aku merasakan kebahagiaan di dalam diri teman-temanku karena sejarah mereka sudah ditabalkan. Setelah 20 tahun lebih bersahabat dengan para personil AFTERBACK, aku dapat memahami keharuan mereka. Aku dapat mengerti kegembiraan mereka. Aku menjadi saksi bagaimana sepak terjang mereka di dalam memperjuangkan sebuah trophy yang bernama “album”, trophy yang diidam-idamkan oleh hampir semua musisi di dunia. Aku telah melihat mereka jatuh bangun bersama band-band mereka sebelumnya menciptakan materi yang dipersiapkan untuk album perdana. Bahkan upaya itu ada yang sampai ke dapur rekaman dan siap dicetak. Namun sayang, banyak sekali kendala yang mengkandaskan harapan mereka. Entah itu petaka yang bernama “bubar di tengah jalan”, “habeh peng”, persoalan rumah tangga, hingga bencana alam, telah menjadi masalah yang menghentikan laju semangat mereka di dalam menyelesaikan proyek-proyek album sebelum ini.
Memang suratan takdir-lah yang mempertemukan dan mempersatukan tekad mereka di dalam band yang bernama AFTERBACK ini. Walau pilihan nama tersebut masih sering diperdebatkan hingga sekarang, tetapi chemistry telah diperoleh dan semesta pun mendukung. Akhirnya Bukan Hampa diluncurkan! Judul yang dipilih seakan-akan hendak menceritakan kepada dunia bahwa perjalanan bermusik mereka selama masing-masing 20 tahun tidak lah sia-sia.
Putra cs telah membuktikan mereka berhasil menapaki level berikutnya, level yang paling sulit untuk ditetaskan. Level yang bahkan jauh lebih sulit dibandingkan mengalahkan naga di stage 8 game Super Mario Bros. Keteguhan hati menjadi kunci. Doa dan ikhtiar pun menjadi penerang hati. Kini sejarah telah memiliki bab baru yang bernama AFTERBACK!
Tak hanya AFTERBACK yang mencatatkan sejarah di malam Minggu 22 Agustus 2015 nan sakral tersebut. PUTROE IJOE juga ikut tampil memperkenalkan album perdana mereka yang berjudul Ie Beuna. Band asal Meulaboh ini terdiri dari 7 pria rataan usia 45-an tahun (bahkan ada yang sudah berkepala 5) tampil dengan tak kalah energik, seakan-akan mereka telah menemukan dan meneguk Air Mancur Awet Muda, kolam legendaris yang disebut-sebut di dalam mitologi Yunani kuno. Teuku Dadek yang menjadi motor grup ini kelihatan sangat segar dan juwana, dengan pakaian kasual ala rapper Hip hop yang membuat kita melupakan sejenak bahwa dia saat ini adalah Ketua Bapedda Kabupaten Aceh Barat. Taufiq, Adek Metazone, Dek Gam, Tonyak dan Noza bermain dengan tidak kalah perkasa. Kehadiran Adun Metazone sebagai backing vocal di kelompok ini telah memberi kejutan besar kepada khalayak penonton yang membanjiri Taman Budaya. Teriakan epic khas ala Adun terdengar menggema membahana: “Selamat malam Banda Aceeeeh!!!” Aku dan beberapa teman pun bersorak-sorai menyambut kembalinya sang raja panggung Open Stage era 90-an.
Ada harapan lain yang muncul ketika melihat para band yang menjadi opening act AFTERBACK. DR Rock Out, Skena Rusuh, Psikobein dan From Aceh With Love tampil dengan penuh percaya diri dan all out! Catatan khusus perlu diberikan untuk SKENA RUSUH. Tampil dengan materi sendiri yang apik dan gahar, performa yang komunikatif dan atraktif, band ini akan sangat menjanjikan di masa mendatang. Semoga ada produser yang segera menggamit kelompok musik ini agar bisa merekam album perdana mereka. Percayalah, mereka “sesuatu”!
Pengunjung Taman Budaya juga mendapatkan tontonan yang sangat spesial. Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto mempertunjukkan kebolehannya bermain gitar bersama AFTERBACK. Dari apa yang kulihat malam itu, Sang Jenderal bukan lah gitaris cilet-cilet! Pak Agus kelihatan telah memiliki asam garam bermain musik di banyak panggung selama bertahun-tahun. Semoga bisa menjadi kolaborator reguler dengan musisi-musisi Aceh lainnya.
Last but not least, tabik harus kita haturkan kepada Uliest Ace yang membidani lahirnya kedua album yang launching di Taman Budaya. Album Bukan Hampa dan Ie Beuna merupakan hasil tangan dingin musisi yang memilih melakukan penggarapan di DB Studio dan Layar Kaca Studio. Salut Lis!
Selamat AFTERBACK ! Selamat PUTROE IJOE! Semoga bisa menularkan sukses ini kepada musisi lain!
*Teuku Mahfud adalah Ketua Gabungan Musisi Aceh, dan pemerhati sejarah.