Bedah Gitar: Zero Fret

by Robby “Glyph” Freakenstein  | ARTROCK Guitars Endorser | Clinician | Guitarist of Glyph|

Setelah lama tidak membahas mengenai gitar dan pernak-perniknya, Musik.or.id akan memunculkan serial artikel Bedah Gitar lagi. Gitaris Glyph Robby Freakenstein kembali akan membagi wawasan dan pengetahuannya, kali ini mengenai “zero fret”. Selamat menikmati (Red).

****

Zero fret adalah fret yang berada di ujung neck tepat sebelum nut diletakkan (mengenai nut ini, silahkan baca Bedah Gitar: Headstock) dengan tujuan agar ketika memetik sebuah dawai secara open maka akan didapatkan suara dan sustain yang mirip dengan dawai yang dimainkan secara dipencet. Tentu tidak semua gitaris akan merasa bahwa zero fret ini mutlak dibutuhkan, karenanya pro-kontra mengenai penting atau tidaknya mahluk ini masih sering terjadi. Banyak gitaris lebih suka dengan gitar yang “konvensional” yang hanya mengandalkan nut saja.

Dibandingkan dengan fret-fret lainnya dan nut, zero fret ini didesain lebih tinggi jaraknya dari fretboard. Hampir semua pabrikan gitar dunia kini memiliki produk yang dilengkapi dengan zero fret (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenis-jenis fret, silahkan baca Bedah Gitar: Neck).

Keuntungan Memakai Zero Fret:

1. Dawai dengan ukuran yang lebih tebal/besar akan lebih mudah dipasang pada gitar yang memiliki zero fret, tanpa harus direpotkan dengan memperbesar alur (groove) di nut.
   Pada gitar biasa, ketika memasang dawai yang lebih besar terkadang kita harus memotong atau mengikir alur di nut agar dawai tersebut muat. Ketika kembali memakai senar yang lebih tipis, mau-tidak-mau nut harus diganti kembali dengan yang baru. Dengan adanya zero fret, hal ini bisa diabaikan.
2. Nut biasanya terbuat dari bahan plastik dan tulang. Ketika senar dituning dengan sangat ketat, alur nut akan aus dan menjadi semakin dalam dan sempit. Hal ini akan menyebabkan senar gitar bisa terjepit di dalam alur. Kondisi terjepit ini akan membuat tuning gitar menjadi sulit, dan terkadang senar akan menimbulkan suara “ping” ketika disetem.
   Hanya gitar dengan nut yang terbuat dari metal atau yang memiliki zero fret yang aman dari kejadian seperti ini.

Kekurangan Memakai Zero Fret:

Ketika zero fret aus, maka sudah pasti akan berpengaruh saat senar di-bending. Walaupun secara instan masalah ini  masih dapat diatasi dengan mengikir fret tersebut untuk menyamakan levelnya. Tetapi, solusi ini akan mentok ketika tinggi zero fret sama dengan fret pertama ataupun nut akibat keseringan dikikir.

Cara mengatasi secara permanen adalah dengan mencabutnya dan mengganti dengan fret yang baru. Tentu kawan-kawan gitaris tahu, mengganti low fret di dekat ujung neck itu repotnya minta ampun.
Dalam hal ini, mengganti nut yang rusak akan jauh lebih mudah. Cukup copot dan lem kembali dengan nut yang baru.

Pabrikan gitar Gibson (baca artikel Sejarah Gibson Guitar Corp) mempunyai solusi untuk hal ini. Sebuah inovasi yang diberi nama Zero-Fret Adjustable Nut diluncurkan pada tahun 2015. Sebuah nut yang dikombinasikan dengan zero fret oleh pabrik asal Amerika ini dipasang hanya cukup dikunci dengan baut heksagonal saja, dan dapat diatur tinggi action dan sudut dengan hanya sebuah kunci L ukuran 0,05.

Gitaris Queen, Brian May dikenal senang memakai zero fret di gitarnya. Gitar buatannya Red Special yang sangat terkenal itu juga memiliki zero fret.

So, baik tidaknya zero fret di gitar adalah tergantung selera masing-masing. Bagi yang belum memutuskan untuk menyukainya atau tidak,  tinggal datang aja ke toko-toko musik di kota kamu. Pasti ada satu-dua gitar yang memiliki zero fret. Dicoba aja deh !

*****

Artikel lain dalam serial Bedah Gitar:

1. Bedah Gitar: Bagian-bagian Gitar Elektrik
2. Bedah Gitar: Headstock
3. Bedah Gitar: Neck
4. Bedah Gitar: Body
5. Bedah Gitar: Guitar Pickups – Bagian Pertama
6. Bedah Gitar: Guitar Pickups – Bagian Kedua
7. Bedah Gitar: Sejarah dan aneka Tuning pada Gitar
8. Bedah Gitar: 7-String Guitar
9. Bedah Gitar: Cara Mendapatkan Sound Gitar Yang Baik – Part 1
10. Bedah Gitar: Cara Mendapatkan Sound Gitar Yang Baik – Part 2