Profil Musisi: Eko Bendel
by: Furqan Wahidin Adam
Bendel nama panggilannya sudah dia dapatkan sejak masih duduk di kelas 3 SD dan lengket hingga sekarang ketika sudah bersekolah di jenjang universitas. Eko Ardian namanya, dilahirkan di Langsa kira-kira 22 tahun lalu pada tanggal 26 September 1992 ternyata sudah menggemari instrument gitar dari SD. Diapun mempelajari gitar secara otodidak dan mandiri sebelum menginjak kelas 1 SMP hingga akhirnya teknik bermain gitarnya bertambah ketika belajar bersama ayahnya Sukarmin yang saat itu memiliki band bernama “Kardo”.
Skillnya meningkat seiring bertambah umur, diapun berguru kepada gitaris band Zodiak Ringgo Fiandika yang selalau menjadi inspirasinya sampai saat ini. Menurutnya Ringgo memiliki gaya yang amat menarik, karakter gitaris tersebut sangatmenonjol ketika diatas panggung. Selain itu menurut Eko penampilannya selalu mengikuti perkembangan dan sangat soulful di setiap karyanya.
Eko juga mengidolai gitaris dari band J-Rocks yaitu Sony karena gitaris ini sangat lihai menciptakan alur yang manis, contohnya di lagu “Juwita Hati” dimana melody yang dia ciptakan sangat indah dengan komposisi musik yang sangat harmonis dengan instrument lainnya.
Tentu saja, Zodiak Band yang tetap menjadi favorit dari gitaris yang pernah menjadi homeband dari salah satu hotel berbintang 4 Banda Aceh ini. Eko sangat mengidolai band asal kota Langsa tersebut karena menurutnya band tersebut dapat mengaransemen lagu-lagu yang mereka mainkan seolah seperti lagu tersebut mereka ciptakan sendiri.
“Aransemen mereka begitu unik, akan tetapi tidak lari dari karakter musik mereka sendiri” Ceritanya sembari tersenyum.
Tahun 2007 Eko bergabung dengan band bergenre pop bernama Castamori bersama Aming (gitar),Yogi (vocal),Andi (drum) dan Deny(bass). Mereka meng-cover band seperti Ungu dan Peterpan, Namun karirnya bersama band tersebut tidak terlalu lama dikarenak beberapa faktor.
Di tahun 2009 dirinya mebentuk band yang mengusung genre pop rock yng dia dan teman-temanya kala itu menamai band mereka dengan nama Garies. Bersama Garies dirinyan telah berhasil menjuarai salah satu musik festival di Langsa dan Juara di Festival di Lapangan Merdeka. Meskipun pada akhirnya band ini harus bubar dikarenakan kesibukan masing-masing personilnya di masa itu.
Bersama Amel sebagai vokalis diapun membentuk band bernama Profile Ice bergenre pop jazz yang telah mengalami banyak pergantian nama dan personil akibat ketidakcocokan musikalitas. Pada akhirnya di tahun 2012 mereka menamai band mereka dengan nama Dominan7. Nama tersebut resmi mereka gunakan saat mereka menjadi band pembuka konser Cherrybelle.
Dominan7 juga sering menjadi guest star dibeberapa event di sekitar Aceh, Eko pun merasa sangat senang dengan perjuangan mereka dalam upaya meningkatkan jam terbangnya bersama band tersebut. Dominan7 juga pernah berpartisipasi meramaikan event Aceh Culture Festival yang diselenggarakan oleh pemda Aceh dalam rangka memaksimalkan budaya dan kesenian di Aceh pada tahun 2013. Baru-baru inipun mereka menjadi band pembuka konser Adera.
Pengalaman berkesan banyak terjadi di dalam perjalanan karirnya, mulai dari pernah menjadi homeband di Hermes hotel selama sebulan penuh yang menuntutnya untuk bisa belajar profesioal serta bertanggung jawab. Juga melatih mental untuk menghibur masyrakat kalangan atas. Pengalaman lucu juga pernah dialaminya seperti karena keasikan minum susu dijeda antara lagu satu dan lagu lainnya, dirinya melewatkan satu lagu ketika manggung.
Harapannya untuk kedepan dirinya ingin bisa mengajar dan berbagi ilmu kepada seseorang dan terus menggali potensinya secara maksimal. Dirinya juga berharap dapat mengiringi penyanyi Citra Scholastika dikarenakan musiknya yang sangat cocok dengan harapannya sejak belajar jazz.
Diapun berharap musisi Aceh bisa lebih mengeksplore musik lebih dalam sehingga bisa menghasilkan karya yang berbeda serta unik. Harapannya musisi Aceh dapat bersuara di ajang nasional ataupun internasional.
“Jangan pernah mengeluh walaupun ketika manggung kita lupa chord, cacat tempo, lupa pattern. Sekalipun kita jangan mengeluh! Walaupun dihina sekalipun, terus belajar!” pesannya menutup obrolan kami.
Follow akun twitter @eko_ardian dan facebook account Eko Bendel untuk berbincang-bincang dengannya.
(FWA)