Mengkritik Pemerintah Aceh dengan Seni Klasik


“Untuk apa taman budaya bila seniman masih tampil di warung kopi,” MUDA BALIA

BANDA ACEH – Penampilan Muda Balia  di depan seratusan pengunjung mampu membuat para pengujung histeris. Pasalnya sejumlah syair syair yang di teriakan muda balia menyinggung kinerja pemerintah Aceh yang sampai saat ini belum ada perkembangan.

Selain itu, Muda juga menyinggung  tentang minimnya kesempatan bagi seniman-seniman Aceh pada even akbar seperti Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2013 mendatang. “Untuk apa taman budaya bila seniman masih tampil di warung kopi,” teriak Muda pada malam silaturrahmi seni di Haba Cafe, Lampriet, Senin (17/6/2013).

Penyair Aceh Fikar W Eda  tampil membacakan puisi bersama penggesek Cello Muhammad Yasin dan seniman musik Siumeulu Yopi Andrian. Muhammad Yassin merupakan pemmain Cello yang pernah belajar musik di Francis. Sementara Yoppi merupakan seniman Simeulu yang konsisten memperkenalkan tradisi nandong di Luar Aceh.

Menurut Koordinator acara, Teuku Mahfud yang juga ketua Gabungan Musisi Aceh (GMA) “Ini pertemuan seniman yang pertama kali dari tiga bentuk seni yang berbeda,” kata Mahfud. Acara bertajuk “Silaturahmi Seni” ini digelar sebagai sikap solidaritas seniman kepada perkembangan seni di Aceh, termasuk seni-seni klasik yang belakangan ini semakin terkikis.

Source: TheGlobeJournal

Facebook Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: